Seorang petani datang dengan memikul beban berat dipinggulnya, keringat dari keningnya terus bercucuran seakan nampak jelas lelah sudah mulai menjarah seluruh tubuhnya. Dia tersenyum sambil menawarkan sebuah botol yang berisi madu murni. Kemudian duduk sambil bercerita tentang pilu yang di deritanya.
Seorang bapak dengan wajah yang mulai berkerut terjarah usia. Dia seorang petani madu yang tak hanya menghabiskan waktunya untuk berburu madu di tengah hutan belantara, melawan rasa takut dari tingginya ranting pohon yang menjulang ke langit, berbekal seutas tali dan sekepul asap untuk mengais rezeki halalnya.
Tujuan hanyalah satu, agar asap bisa mengepul di dapur rumahnya.
Tak berhenti sampai disitu, dia masih harus tetap berjuang menelusuri lorong-lorong, berbekal sendal jepit dengan beban puluhan kilo dipundaknya, berjalan kaki lintas daerah untuk menjajakan hasil buruannya. Jika mujur akan kembali dengan senyum merekah, tapi jika sial akan kembali dengan pilu dan lelah.
- Penggalan beberapa cerita dari petani madu.
***Apa sih Kedai Madu Sulawesi?
Kedai Madu Sulawesi merupakan sebuah usaha yang dirintis akhir tahun 2017 oleh Akbar Alimuddin dan Heri Alfian. Usaha ini dirintis berawal dari banyaknya potensi lokal yang ditemukan dalam perjalanan menjadi seorang relawan di tanah Sul-Sel. Namun potensi tersebut belum termanfaatkan dengan baik untuk mendongkrak prekonomian masyarakat sekitar.
Padahal Jika potensi ini dikembangkan, selain dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat pula menjadi ajang pengenalan potensi daerah yang bisa menjadi bingkisan khas daerah.
Terlepas dari kendala pemasaran yang tidak jelas, serta akses yang sangat sulit menyebabkan para tengkulak-tengkulak leluasa untuk memainkan harga hingga ke nilai paling rendah. Tidak sebanding dengan usaha dan keringat yang dikeluarkan oleh para petani madu.
Hal inilah yang menyebabkan sehingga banyak beredar madu bodong atau oplosan di tengah masyarakat, bukan karena semata-mata kesalahan petani atau pemburu madu hutan. Akan tetapi, lebih kepada sisi kemanusiaan yang dibeli oleh para tengkulak dengan nilai yang tak seberapa, tidak sebanding dengan susahnya berburu madu ditengah hutan belantara.
Dari sekian banyak rintihan para petani yang kami dengar serta dengan melihat potensi yang cukup besar. Akhirnya kami tertarik untuk memulai usaha ini dengan tujuan membantu para petani dalam mengupayakan potensi lokal agar dapat bermanfaat secara maksimal untuk mendokrak kesejahteraan mereka. Kami pun memulai usaha dengan konsep pemberdayaan dimana usaha ini lebih menekankan pada kebermanfaatan bukan memanfaatkan.
Orientasi bukan semata-mata untuk meraup keuntungan yang besar akan tetapi kehadiran usaha ini diharap mampu menjadi solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan prekonomian dan kesejahteraan masyarakat di daerah pelosok dengan pemanfaatan potensi lokal.
Awal merintisnya usaha ini kami memiliki modal sebesar Rp.700.000 dari hasil pinjaman dari sebuah komunitas, cukup untuk membeli bahan baku madu asli dari seorang petani, seiring berjalannya waktu alhamdulilah usaha ini mulai berkembang dan berhasil lolos untuk di pamerkan dalam Karya Kreatif Indonesia (KKI) yang di selenggarakan oleh Bank Indonesia di Jakarta Convention Center 11-14 Juli 2019. Sekaligus mengantarkan salah satu owner ikut dalam Business Matching di Jakarta Convention Center.
Kami sadar bahwa sebagai putra daerah, sudah sewajarnya hadir untuk membangun daerah. Karena itu, meskipun tidak secara langsung berkontribusi terhadap pengembangan daerah namun kami tak pernah lupa dengan tanah kelahiran kami. Inilah yang membuat kami menyertakan sketsa peta wilayah tanah kelahiran kami dalam logo usaha ini. sekaligus sebagai ungkapan bukti kecintaan kami terhadap tanah kelahiran kami.
Bulukumba is the best!
Merek Produk
Kami menggunakan “Pengembara” sebagai merk produk agar sesuai dengan sumber madu yang berasal dari hutan. Dimana seorang pengembara pastinya identik dengan hutan belantara.
Sumber Madu
Produk Kedai Madu Sulawesi berasal dari madu hutan asli yang diambil dari para petani madu yang ada di pelosok atau dipuncak gunung dengan menjalin kerjasama melalui pembinaan. Kemudian di tes secara akurat melalui beberapa tahap serta dilakukan pengecekan kandungan kadar air dan kemudian di kemas dalam sebuah wadah plastik berbagai ukuran tanpa melalui proses pemanasan yang dapat menyebabkan berkurangnya nutrisi madu.
Untuk saat ini Kedai Madu Sulawesi mengambil bahan baku madu asli dari dua sumber yakni puncak Kabupaten Gowa dan Maros. Kedepan berencana akan memberdayakan dan men-cover seluruh kabupaten di Sul-Sel sebagai daerah penghasil madu hutan murni.