Kedaimadusulawesi/Madu hutan dihasilkan oleh lebah jenis apis dorsata yang sampai sekarang ini belum ada yang mampu menternakkannya. Karakter lebah yang liar dan lebih besar dari jenis lebah lainnya tentunya sangat berbahaya. Madu yang dihasilkan oleh jenis lebah ini merupakan kualitas terbaik dan jenis madu lainnya. Madu hutan asli kaya akan nutrisi yang dikumpulkan lebah pekerja dari berbagai macam nektar bunga di hutan. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan jika rasa dan aroma madu hutan akan berbeda-beda berdasarkan daerah asalnya masing-masing.
Salah satu tantangan pengusaha madu hutan adalah terbatasnya pasokan ketika musim penghujan datang. Lebah tidak akan membuat sarang dimusim penghujan. Walaupun memang ada, kualitas madu yang dihasilkan tidaklah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) mutu madu. Madu musim hujan memiliki tekstur yang lebih cair karena bercampur dengan air hujan. Madu yang baik memiliki kandungan air maksimal 22%.
Selain itu banyak pemburu madu hutan nakal yang tidak segan mencampur madu hasil buruannya dengan bahan lain seperti gula merah, gula pasir, minyak, aren dan bahan lainnya. Tujuannya tentu untuk menambah kuantitas sehingga hasil penjualan juga akan meningkat. Oleh karena itu para pengusaha madu harus jeli dengan menyiapkan berbagai macam instrumen pengetesan keaslian madu. Ada banyak cara untuk mengetes keaslian madu. Salah satu diantaranya dan paling akurat adalah dengan menggunakan kuning telur ayam kampung. Campurkan kuning telur dengan 2 sendok madu lalu aduk sampai tercampur merata. Madu asli akan membuat kuning telur tampak matang dan mengental.
Sebagai pengusaha madu kami tentunya juga pernah mengalami pengalaman pahit dilapangan. Pernah suatu waktu kami terlalu percaya pada pemasok. Kami tidak melakukan satu instrumen pengetesan apapun karena modal kepercayaan. Singkat cerita, ketika hendak dikemas ternyata madu yang kami beli palsu, terbukti setelah kami tes dengan meneteskannya ke selembar kertas, terdapat kandungan minyak didalamnya. Tampak nyata minyak tersebut menyebar cepat membasahi kertas. Madu asli tidak akan membasahi kertas meskipun disimpan selama semalam. Mau tidak mau madu tersebut harus dibuang karena kualitasnya tentu tidak layak untuk dikomsumsi. Tak membawa berkah dan manfaat malah akan membawa penyakit.
Salah satu tantangan pengusaha madu hutan adalah terbatasnya pasokan ketika musim penghujan datang. Lebah tidak akan membuat sarang dimusim penghujan. Walaupun memang ada, kualitas madu yang dihasilkan tidaklah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) mutu madu. Madu musim hujan memiliki tekstur yang lebih cair karena bercampur dengan air hujan. Madu yang baik memiliki kandungan air maksimal 22%.
Selain itu banyak pemburu madu hutan nakal yang tidak segan mencampur madu hasil buruannya dengan bahan lain seperti gula merah, gula pasir, minyak, aren dan bahan lainnya. Tujuannya tentu untuk menambah kuantitas sehingga hasil penjualan juga akan meningkat. Oleh karena itu para pengusaha madu harus jeli dengan menyiapkan berbagai macam instrumen pengetesan keaslian madu. Ada banyak cara untuk mengetes keaslian madu. Salah satu diantaranya dan paling akurat adalah dengan menggunakan kuning telur ayam kampung. Campurkan kuning telur dengan 2 sendok madu lalu aduk sampai tercampur merata. Madu asli akan membuat kuning telur tampak matang dan mengental.
Sebagai pengusaha madu kami tentunya juga pernah mengalami pengalaman pahit dilapangan. Pernah suatu waktu kami terlalu percaya pada pemasok. Kami tidak melakukan satu instrumen pengetesan apapun karena modal kepercayaan. Singkat cerita, ketika hendak dikemas ternyata madu yang kami beli palsu, terbukti setelah kami tes dengan meneteskannya ke selembar kertas, terdapat kandungan minyak didalamnya. Tampak nyata minyak tersebut menyebar cepat membasahi kertas. Madu asli tidak akan membasahi kertas meskipun disimpan selama semalam. Mau tidak mau madu tersebut harus dibuang karena kualitasnya tentu tidak layak untuk dikomsumsi. Tak membawa berkah dan manfaat malah akan membawa penyakit.
Share